Diprediksi potensi perputaran ekonomi di sektor ekonomi kreatif mudik tahun 2023 mencapai Rp 240,1 triliun. Menteri Pariwosata dan Ekonomi Kreatif (Menparekraf) Sandiaga S Uno mengatakan, pada tahun 2022, mengatakan pergerakan masyarakat selama lebaran mencapai 85,5 juta orang dan pada tahun 2023 diperkirakan mencapai 123,8 juta orang atau meningkat 44  persen.

“Tingginya perputaran ekonomi ini karena faktor kenaikan pergerakan masyarakat, karena jumlah hari libur yang lebih panjang dan adanya relaksasi kebijakan pembatasan perjalanan,” kata Menparekraf Sandiaga S Uno, dalam acara The Extended Weekly Breif with Sandi Uno dengan tema Mudik Asyik, Ekonomi Pariwisata Optimis Bangkit di Jakarta, Senin (17/04/2023)

Adapun pengeluaran wisata nusantara untuk mudik, pergerakannya, pada tahun 2019 mencapai Rp 1 06 juta, tahun 2020 mencapai Rp 2,26 jita, tahun 2021 mencapai Rp 2,49 juta atau rata rata 2019-2021 sekitar Rp 1,94 juta. Adapun pemetaan preferensi wisatawan nusantara selama libur lebaran yang menggunakan mobil pribadi mencapai 22, 07 persen, sepeda motor mencapai 20, 30 persen.

Tujuan mudik tahun 2023 ini, yakni mereka melakukan pergerakan ke Jateng dan Cirebon, Sulawesi, Makassar Lampung dan Sumatera khususnya di daerah sekitar kota Padang. Ini jalur utama arus mudik untuk perwakilan wilayah barat, tengah dan timur.

Dikatakan, berdasarkan survei di daerah-daerah tersebut 5 daerah asal perjalanan terbanyak saat lebaran 2023 Jawa Timur 17,4 persen, Jawa Tengah 15,1 persen, Jabodetabek 8 persen. Sedangkan daerah tujuan perjalanan terbanyak Jawa Tengah, Jawa Timur dan beberapa daerah.

Dari data sementara dari 832 responden survei online ini berlangsung sampai 31 Maret sampai tanggal 11 April, ternyata 77 menyatakan akan melakukan perjalanan mudik selama libur lebaran 2023 dan mereka akan berwisata 92 persen. “Berarti ini adalah peluang buat kita semua dan 63,4 persen menyatakan merencanakan liburan mereka kurang dari 1 bulan, sedangkan sisanya merencanakan lebih dari 1 bulan,” ujarnya.

Sedangkan moda transportasi terbanyak digunakan kendaraan pribadi 74,4 persen, dan dimana mereka akan pergi ke pantai danau dan laut 64 ,5 persen lebih, pusat kuliner 54 persen ke gunung atau agrowisata 51 persen, taman rekreasi 36 5 persen dan desa wisata mencapai 30 persen.

“Tentunya patut kita syukuri, tapi kita harus juga mengantisipasi karena Kemenparekraf menyiapkan destinasi agar menerapkan protokol keamanan keselamatan kesehatan dan keberlanjutan lingkungan,” pungkasnya.(*)